Rendang Nabati lahir dari kerinduan kepada kedua orang
tuanya yang sudah tiada, juga kerinduan pada tanah kelahiran. Meski ia tidak
pernah tinggal di kampong halaman, tata krama dan adat minangkabau diajarkan oleh
ayahnya yang bergelar Malin Batuah. Lagu lagu minang dan saluang selalu
mengingatkan ia akan ibunya dan masa kecilnya di Kemayoran Jakarta. Setiap hari
selalu diperdengarkan lagu lagu minang di rumahnya yang sederhana dari siaran
radio di tahun 60 dan 70an. Ibunya tahu persis hari apa, jam berapa dan radio
mana yang menyiarkan lagu lagu minang waktu itu. Rendang Nabati adalah produk
yang ia ciptakan sendiri untuk tetap mengingat kampung kelahirannya tetapi
dengan menggunakan bahan bahan yang ada di sekitar tempat tinggalnya.
Ada keinginan untuk mencerahkan masyarakat bahwa bahan
rendang tidak selalu hewani. Nabatipun bisa diolah menjadi rendang yang nikmat
dan tidak kalah dengan rendang daging atau rendang dari bagian lain tubuh sapi.
Selain harganya relatif lebih murah, bahan bakunya tidak
harus import karena banyak tumbuh di sekitar kita. Produk Nabati memiliki
jangkauan yang luas. Selain dapat dimakan oleh masyarakat umum yang tidak
berpantang makanan, juga dapat dikonsumsi oleh para vegetarian, orang yang
diharuskan mengurangi konsumsi daging atau yang lainnya.
Harapannya Rendang Nabati dapat memenuhi kebutuhan dan
seleramasyarakat akan masyarakat akan produk rendang. Selain itu, semoga
Rendang Nabati dapat menjadi produk eksport yang mendatang devisa bagi negara
tercinta.
ASLI PRODUK INDONESIA